Menyemai
merupakan suatu kegiatan untuk menumbuhkan benih/kecambah dalam media tumbuh
pada tempat pembibitan. Untuk mendapatkan pertumbuhan benih/kecambah yang
dengan baik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Pemilihan benih
Benih
merupakan faktor yang amat penting dalam rangkaian budidaya tanaman, karena
benih merupakan awal kehidupan sehingga untuk mendapatkan produksi yang tinggi
perlu dipilih benih yang baik dan bermutu.
Benih bermutu dapat digolongkan
menjadi tiga macam :
a.
Benih bermutu secara genetis
Benih
bermutu secara genetis merupakan benih yang berasal dari benih murni dari
spesies/varietas yang dapat menunjukkan asal usul dan identitas secara jelas
seperti tanaman umur pendek/genjah, produksi tinggi, tahan terhadap penyakit
respon terhadap pemupukan, beradaptasi baik pada lingkungan.
b.
Benih bermutu secara fisiologis
Benih
bermutu secara fisiologis adalah benih yang mempunyai daya tumbuh tinggi,
percepatan perkecambahannya tinggi dan viabilitas tinggi.
c.
Benih bermutu secara fisik
Benih bermutu secara fisik merupakan benih
berkualitas yang ditunjukkan berdasarkan dari kualitas fisiknya. Umumnya benih dikatakan
baik secara fisik apabila menunjukkan ciri
-cirinya sebagai berikut:
a.
Benih bersih dari kotoran
Benih
berstandar menghendaki tingkat kebersihan yang tinggi terhadap benih tanaman
lain, gulma, kotoran dari sisa-sisa bagian tanaman lain, butiran tanah, pasir
dan kerikil. Benih bersih berati benih yang terbebas dari segala kotoran
termasuk dari tercampurnya dengan tanaman lain dan gulma.
b.
Benih berisi atau bernas
Benih
bernas adalah benih yang berisi atau tidak hampa. Untuk mengetahui secara pasti
dari benih bernas dapat melalui penimbangan benih. Jika ditimbang menunjukkan
berat benih standar maka benih tersebut baik, dapat juga melalui perendaman
pada air, jika benih terendam berarti benih bernas. Namun ada jenis-jenis benih
tertentu walaupun terapung benih tersebut tetap bernas.
Benih
bernas biasanya menunjuk benih berat, benih berukuran berat mengandung cadangan
makanan lebih banyak dibandingan dengan benih-benih hampa, sehingga jika
disemai akan memberikan pertumbuhan kecambah akan lebih besar. Standar yang
digunakan untuk mengukur benih bernas adalah dengan menimbang berat 1000 biji
untuk benih-benih kecil, dan 100 biji untuk benih-benih besar. Kemudian dari
hasil penimbangan dibandingkan dengan standar berat benih 1000 biji atau 100
biji yang dapat dilihat pada tabel benih.
c. Warna benih cerah
Warna
benih dapat mengidentifikasikan kualitas suatu benih, terutama untuk mengetahui
lamanya benih disimpan dan tingkat kesehatan benih dari penyakit. Benih yang baik, dapat menunjukkan warna
kulit benih cerah atau terang sesuai dengan warna aslinya. Benih yang disimpan dalam
lingkungan yang tidak terkendali dan yang terkontaminasi dengan patogen akan
memberikan warna yang lebih kusam dibandingkan aslinya.
d.
Ukuran benih normal dan seragam
Ukuran
benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih yang
baik adalah benih yang memiliki ukuran normal, tidak terlalu besar dan tidak
terlalu kecil. Selain ukuran normal,
benih harus memiliki keseragaman dalam ukuran. Benih berukuran normal dan
seragam merupakan benih yang berkualitas karena memiliki struktur embrio dan
cadangan makanan yang cukup sehingga dapat melanjutnya kehidupannya.
2.
Perlakuan benih
Secara
umum benih akan segera berkecambah jika disemai pada media yang cocok dengan
lingkungan yang sesuai. Tetapi seringkali terjadi benih yang disemai sudah
melewati batas waktu yang ditetapkan tetapi tetap tidak mau berkecambah
meskipun benih yang dikecambahkan sudah mencapai tingkat masak fisiologis dan faktor
lingkungan sesuai untuk terjadinya proses perkecambahan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk berkecambah,
diantaranya adalah :
a. Benih
terinfeksi pathogen
b. Benih mengalami dormansi
Untuk
mengatasi terhambatnya benih berkecambah maka sebelum benih dikecambahkan perlu
diberi perlakuan terlebih dahulu.
Tujuan
dari perlakuan benih antara lain :
a. Untuk mempercepat terjadinya
proses perkecambahan
b. Untuk mematahkan dormansi benih
c. Untuk mencegah adanya patogen
yang terbawa benih
Beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat terjadinya perkecambahan antara lain
:
a.
Perlakuan mekanis
Umumnya
perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan benih yang mempunyai kulit
benih bersifat impermiabel terhadap air dan oksigen serta kulit benih yang
terlalu keras menyebabkan resistensi mekanis. Adapun cara yang dapat dilakukan
dengan perlakuan mekanis antara lain ; mengikir, menggosok kulit benih dengan
ampelas, melubangi kulit benih dengan pisau dan menggoncang benih.
Contoh
: perlakuan benih kemiri yang memiliki kulit tebal dan keras, yang bersifat
impermeable terhadap air dan udara. Sebelum dikecambahkan perlu digosok dengan
kertas amplas pada bagian kulitnya.
b.
Perlakuan kimia
Perlakuan
kimia adalah perlakuan dengan menggunakan bahan kimia. Tujuan dari perlakuan kimia ini adalah :
1.
Untuk menjadikan agar
kulit benih menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada waktu
penyerapan.
2.
Untuk mencegah atau
memberantas patogen yang terbentuk oleh benih.
Perlakuan kimia ini dapat dilakukan
dengan cara merendam benih dalam larutan kimia dengan konsentrasi dan waktu tertentu,
selain itu perlakuan kimia yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan
hama penyakit dapat dilakukan dengan cara memberikan pestisida tertentu kepada
benih, baik sebelum benih dikemas untuk disimpan maupun sewaktu benih akan
ditanam di lahan. Hal ini tergantung pada karakter dari benih. Bahan kimia yang bisa digunakan dalam
perlakuan secara kimia ini antara lain asam sulfat, asam nitrat, potassium
hydroxide, asam hidrochlorit potassium nitrat, urea, hormon tumbuh dan pestisida.
Contoh :
o
Benih sweet potato
direndam dalam larutan asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum ditanam
o
Benih jagung sebelum disimpan diberi fungisida
ridomil dengan konsentrasi 100 gram benih/1 gram fungisida.
c.
Perlakuan fisis
Perlakuan
fisis adalah perlakuan yang dilakukan terhadap benih dengan memberi tindakan
yang bersifat fisis. Perlakuan fisis ini dapat dilakukan dengan
cara :
ü Perendaman
dengan air panas
Benih
dimasukkan ke dalam air panas dan dibiarkan sampai menjadi dingin selama
beberapa waktu tertentu, agar kulit menjadi lunak sehingga mudah dilalui air
dan udara. Contoh : benih sengon (albasia) direndam pada air mendidih selama
10-15 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan.
ü Perlakuan
temperatur tertentu
Benih
disimpan pada temperatur tertentu sebelum disemai pada temperatur yang cocok
untuk perkecambahannya. Perlakuan ini
dimaksudkan untuk menghilangkan bahan-bahan penghambat pertumbuhan atau agar
terjadi pembentukan bahan-bahan yang dapat merangsang pertumbuhannya. Contoh :
benih selada akan berkecambah apabila disimpan pada suhu rendah, dan akan
dorman pada suhu 30o-35oC.
3. Perkecambahan
Banyak
cara untuk melakukan penanaman benih dalam budidaya tanaman, selain disemai
langsung tumbuh jadi bibit dapat juga melalui proses perkecambahan terlebih
dahulu.
Adapun tujuan dilakukannya perkecambahan benih ini, antara lain :
a. Untuk
mengetahui persentase benih yang tumbuh
b. Untuk
memisahkan benih yang tumbuh baik dan cepat dengan pertumbuhan yang lemah dan
lambat
c. Untuk
memperoleh pertumbuhan bibit yang seragam.
Proses
berkecambahnya benih, ditandai dengan munculnya radicula (calon akar) dan
plumula yang tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
karakteristik dari masing-masing benih. Salah satu syarat benih dapat
berkecambah dengan baik apabila media yang digunakan cocok untuk
pertumbuhannya. Media yang baik untuk perkecambahan benih apabila memenuhi
beberapa syarat antara lain :
a. Tidak
mengandung racun
b. Mudah
menyerap air dan melepaskan kelebihan air
c. Memiliki
pH netral
d. Bebas
hama dan penyakit
e. Memiliki
aerasi yang cukup
Untuk
mendapatkan media perkecambahan sesuai dengan syarat tersebut, maka bahan media
yang dapat digunakan adalah kertas buram, koran, kertas saring, tissue, pasir,
tanah, batu merah dan lain-lain. Sedangkan wadah sebagai tempat perkecambahan
dapat digunakan kotak plastik/nyiru, bedengan pembibitan dan lain-lain.
Dilihat
dari jenis dan ukurannya benih dapat dikecambahkan dengan cara sebagai berikut
:
a. Perkecambahan benih kecil
Untuk
mengecambahkan benih yang berukuran kecil seperti benih semangka, sengon, labu
siam dan lain-lain, dapat dilakukan pada media kertas, koran, tissue dan kain
dengan cara dihamparkan di atas atau di antaranya. Untuk benih yang tidak suka
cahaya menggunakan cara pengecambahan di antara kertas atau kain, sedang untuk benih
yang membutuhkan banyak cahaya dikecambahkan di atas hamparan kertas.
b. Perkecambahan benih besar
Untuk
mengecambahkan benih yang berukuran besar seperti kopi, karet, durian dapat
dilakukan dengan menggunakan media semai pasir atau tanah yang ditempatkan
dalam wadah bak perkecambahan atau bedengan pembibitan. Untuk melakukan
perkecambahan pada benih besar harus melihat bentuk struktur benih. Untuk
setiap benih memiliki bentuk benih berbeda sehingga pada waktu meletakkan benih
yang dilihat posisi benih, dapat berdiri, miring dan lain-lain.
c. Penyemaian kecambah
Benih
yang telah berkecambah agar dapat tumbuh dengan baik menjadi bibit, maka perlu
dilakukan penyemaian. Penyemaian kecambah merupakan suatu cara untuk menyemai
kecambah agar tumbuh dan berkembang menjadi bibit. Penyemaian kecambah ini
dilakukan apabila kecambah sudah cukup memenuhi syarat untuk disemai. Hal ini
untuk menghindari resiko gagalnya kecambah tumbuh di tempat yang baru. Berikut ini
adalah kondisi kecambah semangka dan kopi yang siap dipindahkan
ü Tanaman
semangka
Untuk
tumbuh dengan baik, kecambah yang disemai telah keluar radiculanya antara 1 - 2
mm, ? berumur 24 jam
ü Tanaman
kopi
Tanaman
kopi berbeda dengan tanaman semangka, kecambah yang disemai apabila
kotiledonnya terangkat pada permukaan tanah dan kepingnya membuka.
Secara
umum kecambah dapat disemai apabila memenuhi beberapa kriteria, diantaranya :
1. Tumbuh
sehat dan tidak terserang hama dan penyakit
2. Memiliki
sistem perkembangan akar yang baik
3. Perkembangan
hypocotyl (calon batang) baik, lurus, dan tidak bengkak
4. Pertumbuhan
plumula sempurna dengan daun lembagatumbuh baik dan berwarna hijau dengan
kuncup yang normal
5. Memiliki
satu cotiledons untuk kecambah dari monokotil, dan dua katiledon untuk dikotil.
Tempat untuk menyemai kecambah
dapat dilakukan dengan menggunakan pot, polybag bedengan dan lain-lain.
1.
Kecambah disemai di pot/polybag
Sebelum
kecambah disemai, terlebih dahulu dibuat lubang semai dengan kedalaman sesuai
jenis kecambah yang akan disemai, masing-masing tanaman menghendaki kedalaman semai
yang berbeda. Sebaiknya dalam melakukan
penyemaian kecambah tidak terlalu dalam
dan juga tidak terlalu dangkal. Jika terlalu dalam kecambah akan susah tumbuh ke permukaan media
tumbuh yang akhirnya mati, begitu juga
sebaliknya terlalu dangkal kecambah akan
cepat kering karena pengaruh kondisi lingkungan
(sinar matahari, kelembaban dan suhu). Jika lubang tanam semai sudah siap, kemudian kecambah
disemai dengan hati-hati dengan memperlihatkan struktur kecambah, calon akar menghadap
ke bawah jangan sampai terbalik dan kemudian lubang semai ditutup dengan media
semai secara hati -hati.
2.
Kecambah disemai di bedengan pembibitan
Prinsip
sama penyemaian di pembibitan dengan perkecambahan di pot/polibag hampir sama.
Perbedaannya pada penyemaian dibedengan pembibitan, jarak penyemaian diatur
sedemikian rupa agar populasi kecambah yang disemai dapat tumbuh beraturan
tidak berdesak-desakan sehingga dapat mempermudah pemeliharaan, dan untuk
mengoptimalkan penggunaan cahaya sinar matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar