Senin, 05 Oktober 2015

MENYEMAIKAN



Menyemai merupakan suatu kegiatan untuk menumbuhkan benih/kecambah dalam media tumbuh pada tempat pembibitan. Untuk mendapatkan pertumbuhan benih/kecambah yang dengan baik, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Pemilihan benih
Benih merupakan faktor yang amat penting dalam rangkaian budidaya tanaman, karena benih merupakan awal kehidupan sehingga untuk mendapatkan produksi yang tinggi perlu dipilih benih yang baik dan bermutu.
Benih bermutu dapat digolongkan menjadi tiga macam :
a. Benih bermutu secara genetis
Benih bermutu secara genetis merupakan benih yang berasal dari benih murni dari spesies/varietas yang dapat menunjukkan asal usul dan identitas secara jelas seperti tanaman umur pendek/genjah, produksi tinggi, tahan terhadap penyakit respon terhadap pemupukan, beradaptasi baik pada lingkungan.
b. Benih bermutu secara fisiologis
Benih bermutu secara fisiologis adalah benih yang mempunyai daya tumbuh tinggi, percepatan perkecambahannya tinggi dan viabilitas tinggi.
c. Benih bermutu secara fisik
 Benih bermutu secara fisik merupakan benih berkualitas yang ditunjukkan berdasarkan dari kualitas fisiknya. Umumnya benih dikatakan baik secara fisik apabila menunjukkan ciri -cirinya sebagai berikut:
a. Benih bersih dari kotoran
Benih berstandar menghendaki tingkat kebersihan yang tinggi terhadap benih tanaman lain, gulma, kotoran dari sisa-sisa bagian tanaman lain, butiran tanah, pasir dan kerikil. Benih bersih berati benih yang terbebas dari segala kotoran termasuk dari tercampurnya dengan tanaman lain dan gulma.
b. Benih berisi atau bernas
Benih bernas adalah benih yang berisi atau tidak hampa. Untuk mengetahui secara pasti dari benih bernas dapat melalui penimbangan benih. Jika ditimbang menunjukkan berat benih standar maka benih tersebut baik, dapat juga melalui perendaman pada air, jika benih terendam berarti benih bernas. Namun ada jenis-jenis benih tertentu walaupun terapung benih tersebut tetap bernas.
Benih bernas biasanya menunjuk benih berat, benih berukuran berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingan dengan benih-benih hampa, sehingga jika disemai akan memberikan pertumbuhan kecambah akan lebih besar. Standar yang digunakan untuk mengukur benih bernas adalah dengan menimbang berat 1000 biji untuk benih-benih kecil, dan 100 biji untuk benih-benih besar. Kemudian dari hasil penimbangan dibandingkan dengan standar berat benih 1000 biji atau 100 biji yang dapat dilihat pada tabel benih.
c. Warna benih cerah
Warna benih dapat mengidentifikasikan kualitas suatu benih, terutama untuk mengetahui lamanya benih disimpan dan tingkat kesehatan benih dari penyakit.  Benih yang baik, dapat menunjukkan warna kulit benih cerah atau terang sesuai dengan warna aslinya. Benih yang disimpan dalam lingkungan yang tidak terkendali dan yang terkontaminasi dengan patogen akan memberikan warna yang lebih kusam dibandingkan aslinya.
d. Ukuran benih normal dan seragam
Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih yang baik adalah benih yang memiliki ukuran normal, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.  Selain ukuran normal, benih harus memiliki keseragaman dalam ukuran. Benih berukuran normal dan seragam merupakan benih yang berkualitas karena memiliki struktur embrio dan cadangan makanan yang cukup sehingga dapat melanjutnya kehidupannya.
2. Perlakuan benih
Secara umum benih akan segera berkecambah jika disemai pada media yang cocok dengan lingkungan yang sesuai. Tetapi seringkali terjadi benih yang disemai sudah melewati batas waktu yang ditetapkan tetapi tetap tidak mau berkecambah meskipun benih yang dikecambahkan sudah mencapai tingkat masak fisiologis dan faktor lingkungan sesuai untuk terjadinya proses perkecambahan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk berkecambah, diantaranya adalah :
a.  Benih terinfeksi pathogen
b.  Benih mengalami dormansi
Untuk mengatasi terhambatnya benih berkecambah maka sebelum benih dikecambahkan perlu diberi perlakuan terlebih dahulu.
Tujuan dari perlakuan benih antara lain :
a. Untuk mempercepat terjadinya proses perkecambahan
b. Untuk mematahkan dormansi benih
c. Untuk mencegah adanya patogen yang terbawa benih
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat terjadinya perkecambahan antara lain :
a. Perlakuan mekanis
Umumnya perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan benih yang mempunyai kulit benih bersifat impermiabel terhadap air dan oksigen serta kulit benih yang terlalu keras menyebabkan resistensi mekanis. Adapun cara yang dapat dilakukan dengan perlakuan mekanis antara lain ; mengikir, menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dengan pisau dan menggoncang benih.
Contoh : perlakuan benih kemiri yang memiliki kulit tebal dan keras, yang bersifat impermeable terhadap air dan udara. Sebelum dikecambahkan perlu digosok dengan kertas amplas pada bagian kulitnya.
b. Perlakuan kimia
Perlakuan kimia adalah perlakuan dengan menggunakan bahan kimia. Tujuan dari perlakuan kimia ini adalah :
1.      Untuk menjadikan agar kulit benih menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada waktu penyerapan.
2.      Untuk mencegah atau memberantas patogen yang terbentuk oleh benih.
Perlakuan kimia ini dapat dilakukan dengan cara merendam benih dalam larutan kimia dengan konsentrasi dan waktu tertentu, selain itu perlakuan kimia yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan hama penyakit dapat dilakukan dengan cara memberikan pestisida tertentu kepada benih, baik sebelum benih dikemas untuk disimpan maupun sewaktu benih akan ditanam di lahan. Hal ini tergantung pada karakter dari benih.  Bahan kimia yang bisa digunakan dalam perlakuan secara kimia ini antara lain asam sulfat, asam nitrat, potassium hydroxide, asam hidrochlorit potassium nitrat, urea, hormon tumbuh dan pestisida.

Contoh :
o   Benih sweet potato direndam dalam larutan asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum ditanam
o    Benih jagung sebelum disimpan diberi fungisida ridomil dengan konsentrasi 100 gram benih/1 gram fungisida.
c. Perlakuan fisis
Perlakuan fisis adalah perlakuan yang dilakukan terhadap benih dengan memberi tindakan yang bersifat fisis.  Perlakuan fisis ini dapat dilakukan dengan cara :
ü  Perendaman dengan air panas
Benih dimasukkan ke dalam air panas dan dibiarkan sampai menjadi dingin selama beberapa waktu tertentu, agar kulit menjadi lunak sehingga mudah dilalui air dan udara. Contoh : benih sengon (albasia) direndam pada air mendidih selama 10-15 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan.
ü  Perlakuan temperatur tertentu
Benih disimpan pada temperatur tertentu sebelum disemai pada temperatur yang cocok untuk perkecambahannya.  Perlakuan ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan-bahan penghambat pertumbuhan atau agar terjadi pembentukan bahan-bahan yang dapat merangsang pertumbuhannya. Contoh : benih selada akan berkecambah apabila disimpan pada suhu rendah, dan akan dorman pada suhu 30o-35oC.
3. Perkecambahan
Banyak cara untuk melakukan penanaman benih dalam budidaya tanaman, selain disemai langsung tumbuh jadi bibit dapat juga melalui proses perkecambahan terlebih dahulu.
Adapun tujuan dilakukannya perkecambahan benih ini, antara lain :
a.       Untuk mengetahui persentase benih yang tumbuh
b.      Untuk memisahkan benih yang tumbuh baik dan cepat dengan pertumbuhan yang lemah dan lambat
c.       Untuk memperoleh pertumbuhan bibit yang seragam.
Proses berkecambahnya benih, ditandai dengan munculnya radicula (calon akar) dan plumula yang tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan karakteristik dari masing-masing benih. Salah satu syarat benih dapat berkecambah dengan baik apabila media yang digunakan cocok untuk pertumbuhannya. Media yang baik untuk perkecambahan benih apabila memenuhi beberapa syarat antara lain :
a.       Tidak mengandung racun
b.      Mudah menyerap air dan melepaskan kelebihan air
c.       Memiliki pH netral
d.      Bebas hama dan penyakit
e.       Memiliki aerasi yang cukup
Untuk mendapatkan media perkecambahan sesuai dengan syarat tersebut, maka bahan media yang dapat digunakan adalah kertas buram, koran, kertas saring, tissue, pasir, tanah, batu merah dan lain-lain. Sedangkan wadah sebagai tempat perkecambahan dapat digunakan kotak plastik/nyiru, bedengan pembibitan dan lain-lain.
Dilihat dari jenis dan ukurannya benih dapat dikecambahkan dengan cara sebagai berikut :
a. Perkecambahan benih kecil
Untuk mengecambahkan benih yang berukuran kecil seperti benih semangka, sengon, labu siam dan lain-lain, dapat dilakukan pada media kertas, koran, tissue dan kain dengan cara dihamparkan di atas atau di antaranya. Untuk benih yang tidak suka cahaya menggunakan cara pengecambahan di antara kertas atau kain, sedang untuk benih yang membutuhkan banyak cahaya dikecambahkan di atas hamparan kertas.
b. Perkecambahan benih besar
Untuk mengecambahkan benih yang berukuran besar seperti kopi, karet, durian dapat dilakukan dengan menggunakan media semai pasir atau tanah yang ditempatkan dalam wadah bak perkecambahan atau bedengan pembibitan. Untuk melakukan perkecambahan pada benih besar harus melihat bentuk struktur benih. Untuk setiap benih memiliki bentuk benih berbeda sehingga pada waktu meletakkan benih yang dilihat posisi benih, dapat berdiri, miring dan lain-lain.
c. Penyemaian kecambah
Benih yang telah berkecambah agar dapat tumbuh dengan baik menjadi bibit, maka perlu dilakukan penyemaian. Penyemaian kecambah merupakan suatu cara untuk menyemai kecambah agar tumbuh dan berkembang menjadi bibit. Penyemaian kecambah ini dilakukan apabila kecambah sudah cukup memenuhi syarat untuk disemai. Hal ini untuk menghindari resiko gagalnya kecambah tumbuh di tempat yang baru. Berikut ini adalah kondisi kecambah semangka dan kopi yang siap dipindahkan
ü  Tanaman semangka
Untuk tumbuh dengan baik, kecambah yang disemai telah keluar radiculanya antara 1 - 2 mm, ? berumur 24 jam
ü  Tanaman kopi
Tanaman kopi berbeda dengan tanaman semangka, kecambah yang disemai apabila kotiledonnya terangkat pada permukaan tanah dan kepingnya membuka.
Secara umum kecambah dapat disemai apabila memenuhi beberapa kriteria, diantaranya :
1.      Tumbuh sehat dan tidak terserang hama dan penyakit
2.      Memiliki sistem perkembangan akar yang baik
3.      Perkembangan hypocotyl (calon batang) baik, lurus, dan tidak bengkak
4.      Pertumbuhan plumula sempurna dengan daun lembagatumbuh baik dan berwarna hijau dengan kuncup yang normal
5.      Memiliki satu cotiledons untuk kecambah dari monokotil, dan dua katiledon untuk dikotil.
Tempat untuk menyemai kecambah dapat dilakukan dengan menggunakan pot, polybag bedengan dan lain-lain.
1.   Kecambah disemai di pot/polybag
Sebelum kecambah disemai, terlebih dahulu dibuat lubang semai dengan kedalaman sesuai jenis kecambah yang akan disemai, masing-masing tanaman menghendaki kedalaman semai yang berbeda.  Sebaiknya dalam melakukan penyemaian kecambah tidak terlalu  dalam dan juga tidak terlalu dangkal. Jika terlalu dalam  kecambah akan susah tumbuh ke permukaan media tumbuh  yang akhirnya mati, begitu juga sebaliknya terlalu dangkal  kecambah akan cepat kering karena pengaruh kondisi  lingkungan (sinar matahari, kelembaban dan suhu). Jika lubang  tanam semai sudah siap, kemudian kecambah disemai dengan hati-hati dengan memperlihatkan struktur kecambah, calon akar menghadap ke bawah jangan sampai terbalik dan kemudian lubang semai ditutup dengan media semai secara hati -hati.
2.  Kecambah disemai di bedengan pembibitan
Prinsip sama penyemaian di pembibitan dengan perkecambahan di pot/polibag hampir sama. Perbedaannya pada penyemaian dibedengan pembibitan, jarak penyemaian diatur sedemikian rupa agar populasi kecambah yang disemai dapat tumbuh beraturan tidak berdesak-desakan sehingga dapat mempermudah pemeliharaan, dan untuk mengoptimalkan penggunaan cahaya sinar matahari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar