Pohon
induk adalah tanaman pilihan yang digunakan sebagai sumber batang atas
(entres), baik itu tanaman kecil maupun tanaman besar yang sudah produktif yang
berasal dari biji atau hasil perbanyakan veetatif. Persyaratan
pohon induk antara lain adalah memiliki
sifat unggul dalam produktivitas dan kualitas tanaman, seperti tanaman buah
yang tahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Nama varietas pohon induk dan asal-usulnya
(nama pemilik, tempat asal) harus jelas, sehingga memudahkan pelacakannya. Tanaman dari biji harus sudah berproduksi
minimal 5 musim, untuk mengetahui kemantapan sifat yang dibawanya. Ditanam dalam kebun yang terpisah dari
tanaman lain yang dapat menjadi sumber penularan penyakit atau penyerbukan
silang terutama untuk pohon induk yang akan diperbanyak secara generatif yaitu
diambil bijinya.
Kebun
pohon induk adalah kebun yang ditanamai dengan beberapa varietas buah unggul
untuk sumber penghasil batang atas (mata tempel atau cabang entres) untuk
perbanyakan dalam jumlah besar. Tanaman
yang ditanam pada umumnya alaha tanmaan hasil perbanyakan secara vegetatif
(okulasi, sambung, susuan, cangkok, stek) dan memenuhi syarat sebagai pohon
induk. Lokasi pohon induk sebaiknya
tidak jauh dengan lokasi perbanyakan tanamanm, untuk memudahkan pelaksanaan
perbanyakan bibit.
Ada
dua sistem penanaman kebun pohon induk yaitu : kebun pohon induk sekaligus
kebun produksi. Kebun pohon induk dengan
jarak lebih rapat, misalnya untuk tanaman durian, kebun produksi biasanya
berjarak tanam 10 X 10 m, sedangkan pada kebun pohon induk dapat berjarak tanam
3 X 3 m. Dengan jarak tanam yang rapat
dapat diperoleh lebih banyak pohon induk dalam suatu areal yang relatif tidak
luas.
Pencarian
pohon induk pohon induk untuk mendapatkan jenis tanaman unggul dengan berbagai
cara. Pertama, adalah cara eksplorasi,
yaitu kegiatan pencarian pohon induk dengan cara melacak suatu tanaman ke
daerah sentra budidayanya sampai dengan tumbuhan yang tumbuh liar di hutan. Tempat tersebut mempunyai ribuan pohon durian
yang tumbuh secara alami dan di antara tanaman durian tersebut terdapat
beberapa varietas yang mempunyai sifat-sifat unggul walaupun merupakan tanaman
dari biji serta tumbuh setengah liar di alam.
Kedua,
dengan cara promosi, ialah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara
mengadakan kejuaraan buah unggul, dari lomba tersebut muncul durian unggul baru
yang berpotensi sebagai pemenang lomba.
Contoh yang paling terkenal adalah durian petruk. Durian ini adalah juara lomba buah di Jepara
dan sekarang sudah ditetapkan pemerintah sebagai durian unggul nasional.
Ketiga,
dengan cara introduksi,
yaitu kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mendatangkan atau membawa
jenis buah yang terbukti unggul dari daerah atau negara lain. Cara ini merupakan jalan pintas untjk
mempercepat perolehan bahan tanaman yang teolah diketahui sifat
keunggulannya. Hal yang harus
diperhatikan adalah kesesuaian keadaan iklim, tanah dan cara budidaya pada
tempat tumbuh asalnya dengan keadaan tempat tanam yang baru, agar kualitasnya
tetap baik. Masalah lain lain yang
muncul adalah adanya hama dan penyakit yang sebelumnya tidak diketahui di
daerah asalnya, tetapi muncul setelah tanaman tersebut ditanam di tempat baru. Sebagai contoh adalah durian bangkok dari
Thailand yang di introduksi ke Indonesia seperti Chanee dan Monthong. Jenis ini rata-rata tidak tahan terhadap
penyakit busuk akar dan busuk leher batang atau kanker batang.
Pohon
induk pada umumnya dipilih dari bibit-bibit unggul. Bibit unggul adalah tanaman muda yang
memilliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandeung hama dan
penyakit. Pada tanaman buah sifat unggul
ini terutama nilai dari kualitas buahnya.
Bila semakin banyak sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam satu
buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonoomi (harga) buah tersebut. Buah demikian dapat digolongkan sebagai buah
unggul. Untuk itu dapat diambil contoh
cara menilai buah durian berdasarkan kriteria penampilan buah dan sifat bauh
yang disukai konsumen, sehingga diperoleh suatu daftar kriteria penilaian buah
durian unggul.
Kelompok
sifat utama durian unggul adalah rasa daging buah : manis, berlemak, diutamakan
dengan rasa khas, ketebalan daging :
tebal, Ukuran biji: kecil atau sekurang-kurannya kempes, warna daging: kuning
hingga jingga, kadar air daging : sedikit (kering), tekstur daging: halus,
sedikit berserat, ukuran buah : besar, aroma: kuat merangsang, kulit buah:
tipis dan mudah dibuka bila buah sudah masak, jumlah juring: 5 – 6 juring
sempurna
Kelompok
sifat menunjang ; Struktur pohon kokoh, percabangan merata/simetris, tajuk
bulat. Produksi buah tinggi dan stabil
setiap tahun, diutamakan yang panen buahnya pada awal atau akhir musim. Tahan terhadap hama penggerek dan beberapa
jenis cendawan. Mudah diperbanyak. Pertumbuhan cepat dan responsif terhadap
kultur teknis budidaya (pemupukan, pengairan).
Apabila
minimal terpenuhi 70% sifat unggul dari daftar diatas maka bibit tanaman
tersebut tergolong jenis unggul. Bila
tidak memenuhi 70% persyaratan diatas, maka tanaman demikian tergolong benih
yang biasa saja. Cara penilainan seprti
ini dapat dipakai untuk menilai jenis tanaman lainnya. Namun perlu mengadakan perubahan kriteria
tertentu agar sesuai dengan sifat masing-masing jenis tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar