Senin, 14 November 2016

POHON INDUK



Pohon induk adalah tanaman pilihan yang digunakan sebagai sumber batang atas (entres), baik itu tanaman kecil maupun tanaman besar yang sudah produktif yang berasal dari biji atau hasil perbanyakan veetatif.  Persyaratan pohon induk antara lain adalah  memiliki sifat unggul dalam produktivitas dan kualitas tanaman, seperti tanaman buah yang tahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).  Nama varietas pohon induk dan asal-usulnya (nama pemilik, tempat asal) harus jelas, sehingga memudahkan pelacakannya.  Tanaman dari biji harus sudah berproduksi minimal 5 musim, untuk mengetahui kemantapan sifat yang dibawanya.  Ditanam dalam kebun yang terpisah dari tanaman lain yang dapat menjadi sumber penularan penyakit atau penyerbukan silang terutama untuk pohon induk yang akan diperbanyak secara generatif yaitu diambil bijinya.

Kebun pohon induk adalah kebun yang ditanamai dengan beberapa varietas buah unggul untuk sumber penghasil batang atas (mata tempel atau cabang entres) untuk perbanyakan dalam jumlah besar.  Tanaman yang ditanam pada umumnya alaha tanmaan hasil perbanyakan secara vegetatif (okulasi, sambung, susuan, cangkok, stek) dan memenuhi syarat sebagai pohon induk.  Lokasi pohon induk sebaiknya tidak jauh dengan lokasi perbanyakan tanamanm, untuk memudahkan pelaksanaan perbanyakan bibit.

Ada dua sistem penanaman kebun pohon induk yaitu : kebun pohon induk sekaligus kebun produksi.  Kebun pohon induk dengan jarak lebih rapat, misalnya untuk tanaman durian, kebun produksi biasanya berjarak tanam 10 X 10 m, sedangkan pada kebun pohon induk dapat berjarak tanam 3 X 3 m.  Dengan jarak tanam yang rapat dapat diperoleh lebih banyak pohon induk dalam suatu areal yang relatif tidak luas.

 Pencarian pohon induk pohon induk untuk mendapatkan jenis tanaman unggul dengan berbagai cara.  Pertama, adalah cara eksplorasi, yaitu kegiatan pencarian pohon induk dengan cara melacak suatu tanaman ke daerah sentra budidayanya sampai dengan tumbuhan yang tumbuh liar di hutan.  Tempat tersebut mempunyai ribuan pohon durian yang tumbuh secara alami dan di antara tanaman durian tersebut terdapat beberapa varietas yang mempunyai sifat-sifat unggul walaupun merupakan tanaman dari biji serta tumbuh setengah liar di alam.
Kedua, dengan cara promosi, ialah kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mengadakan kejuaraan buah unggul, dari lomba tersebut muncul durian unggul baru yang berpotensi sebagai pemenang lomba.  Contoh yang paling terkenal adalah durian petruk.  Durian ini adalah juara lomba buah di Jepara dan sekarang sudah ditetapkan pemerintah sebagai durian unggul nasional.
Ketiga, dengan cara introduksi, yaitu kegiatan pencarian pohon induk dengan cara mendatangkan atau membawa jenis buah yang terbukti unggul dari daerah atau negara lain.  Cara ini merupakan jalan pintas untjk mempercepat perolehan bahan tanaman yang teolah diketahui sifat keunggulannya.  Hal yang harus diperhatikan adalah kesesuaian keadaan iklim, tanah dan cara budidaya pada tempat tumbuh asalnya dengan keadaan tempat tanam yang baru, agar kualitasnya tetap baik.  Masalah lain lain yang muncul adalah adanya hama dan penyakit yang sebelumnya tidak diketahui di daerah asalnya, tetapi muncul setelah tanaman tersebut ditanam di tempat baru.  Sebagai contoh adalah durian bangkok dari Thailand yang di introduksi ke Indonesia seperti Chanee dan Monthong.  Jenis ini rata-rata tidak tahan terhadap penyakit busuk akar dan busuk leher batang atau kanker batang.

Pohon induk pada umumnya dipilih dari bibit-bibit unggul.  Bibit unggul adalah tanaman muda yang memilliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandeung hama dan penyakit.  Pada tanaman buah sifat unggul ini terutama nilai dari kualitas buahnya.  Bila semakin banyak sifat yang disukai konsumen terkumpul dalam satu buah, maka semakin tinggi pula nilai ekonoomi (harga) buah tersebut.  Buah demikian dapat digolongkan sebagai buah unggul.  Untuk itu dapat diambil contoh cara menilai buah durian berdasarkan kriteria penampilan buah dan sifat bauh yang disukai konsumen, sehingga diperoleh suatu daftar kriteria penilaian buah durian unggul.

Kelompok sifat utama durian unggul adalah rasa daging buah : manis, berlemak, diutamakan dengan rasa khas,  ketebalan daging : tebal, Ukuran biji: kecil atau sekurang-kurannya kempes, warna daging: kuning hingga jingga, kadar air daging : sedikit (kering), tekstur daging: halus, sedikit berserat, ukuran buah : besar, aroma: kuat merangsang, kulit buah: tipis dan mudah dibuka bila buah sudah masak, jumlah juring: 5 – 6 juring sempurna
Kelompok sifat menunjang ; Struktur pohon kokoh, percabangan merata/simetris, tajuk bulat.  Produksi buah tinggi dan stabil setiap tahun, diutamakan yang panen buahnya pada awal atau akhir musim.  Tahan terhadap hama penggerek dan beberapa jenis cendawan.  Mudah diperbanyak.  Pertumbuhan cepat dan responsif terhadap kultur teknis budidaya (pemupukan, pengairan).


Apabila minimal terpenuhi 70% sifat unggul dari daftar diatas maka bibit tanaman tersebut tergolong jenis unggul.  Bila tidak memenuhi 70% persyaratan diatas, maka tanaman demikian tergolong benih yang biasa saja.  Cara penilainan seprti ini dapat dipakai untuk menilai jenis tanaman lainnya.  Namun perlu mengadakan perubahan kriteria tertentu agar sesuai dengan sifat masing-masing jenis tanaman.

MOTIVASI BELAJAR SISWA MASIH RENDAH


Tidak akan berguna media yang canggih, buku dan perangkat pembelajaran yang menarik dari seorang guru jika siswa tidak termotivasi untuk belajar.  Motivasi, merupakan kunci sukses siswa pada hampir semua jenjang pendidikannya, dan guru dapat memainkan perannya dalam memfasilitasi dan menumbuhkan motivasi tersebut. Namun untuk memotivasi siswa bukan hal yang mudah dan memerlukan waktu yang berbeda-beda.  Karena motivasi merupakan suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.  Apabila kondisi psikologis seseorang baik maka dengan sendirinya motivasi untuk melakukan sesuatu juga baik.  Dalam hal ini pembelajaran tentu perlu menjadi perhatian oleh guru karena tidak semua siswa datang ke sekolah dengan kondisi psikologis yang sama karena pengaruh internal dan eksternal siswa itu sendiri. 
Dalam kegiatan belajar, motivasi siswa adalah salah satu tolak ukur menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Tidak adanya aktivitas belajar tentu akan berdampak terhadap tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran tidak tercapai, mencerminkan kegagalan yang dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu menciptakan strategi yang tepat dalam memotivasi belajar peserta didik.
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sorby Sutikno (2010), motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan dorongan orang lain.  Kedua motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar siswa.  Biasanya timbul karena ajakan, suruhan atau paksaan dari ornag lain dalam hal ini guru sehingga dengan keadaa demikian siswa mau belajar.
Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang paling kuat karena motivasi tersebut timbul dari dalam diri siswa tanpa paksaan dari luar. Hendaknya guru membangun motivasi siswa yang kuat ini dalam pembelajaran, misal setelah mereka menyelesaikan tugas tertentu yang cukup rumit,  pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru bertanya kepada siswa bagaiman rasanya memperoleh nilai yang bagus atau memuaskan tentu hal ini akan membahagiakan batin siswa karena usahanya berhasil baik.  Penyadaran ini kepada siswa tentu akan membuat mereka mengulang kembali upaya-upaya positif tersebut dengan jelas.  Atau membantu siswa menemukan alasan pribadi mereka sendiri untuk melakukan belajar giat dan keras, baik karena mereka menemukan bahan yang menarik, ingin melanjutkan ke perguruan tinggi atau hanya karena senang belajar adalah salah satu hadiah yang paling kuat yang dapat guru berikan kepada siswa.  Siswa yang memiliki motivasi intrinsik memiliki kesadaran sendiri untuk belajar dan memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran sehingga keingintahuan siswa tidak terpengaruh oleh gangguan yang ada disekitarnya.
Selain itu motivasi ekstrinsik juga sangat diperlukan siswa seperti reward atau hadiah, persaingan yang sehat antar siswa, pemberian nasihat dan pemberian funishmant atau hukuman.  Motivasi ekstrinsik atau motivasi dari luar merupakan dorongan untuk diri siswa merupakan keharusan yang dilakukan guru dalam pembelajaran agar tecapai keberhasilan.
Ada beberapa strategi yang dapat guru kembangkan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran, yaitu:
1.      Informasi proses dan hasil penilaian
Siswa perlu mengetahui dan memahami bagaimana proses penilaian.  Setiap hasil penilaian guru hasilnya diberikan kepada siswa agar siswa mengetahui seberapa jauh kemampuan mereka.  Begitu pula jika memberikan tugas dan p[ekerjaan rumah.  Dengan demikan siswa mengetahui nilai mereka sudah bagus atau belum
2.      Menata materi pembelajaran
Materi pelajaran yang dianggap rumit perlu ditata dengan sederhana baik bahasa atau cara penyampaiannya kepada siswa, agar siswa mudah memahami materi pembelajaran yang disajikan
3.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran perlu disampaikan kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis agar siswa dapat mengetahui pentingnya materi tersebut untuk mereka ketahui.
4.      Menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
Penyederhanaan materi pelajaran yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari.  Atau lebih fokus pada penataan materi yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari.
5.      Sesuai dengan kemampuan berpikir siswa
Siswa mampu untuk menerima dan memahami materi pelajaran jika sesuai dengan taraf kemampuan berpikirnya.  Oleh sebab itu materi pelajaran perlu disederhanakan berdasarkan kemampuan berpikir rata-rata siswa di kelas.
6.      Suasana pembelajaran yang demokratis
Semua siswa menghendaki proses pembelajaran yang menyenangkan, proses ini dapat di wujudkan jika terjadi proses pembelajaran yang demokratis.  Proses pembelajaran harus diciptakan sesuai dengan kondisi yang menyenangkan untuk siswa.  Karena proses pembelajaran yang bebas dari tekanan guru maupun teman sekelas akan meningkatkan motivasi mereka dalam belajar, dimana siswa bebas bertanya dan menjawab pertanyaan dalam pembelajaran.
Adanya strategi di atas, menuntut kesiapan guru sebagai perancang pembelajaran untuk mampu mengimplementasikannya dalam kegiatan proses belajar mengajar. Guru harus mampu meninggalkan kebiasaan-kebiasaan pembelajaran yang dimonopoli oleh guru itu sendiri (teacher centre) . Karena guru dalam melaksanakan peranya sebagai pendidik, pengajar pemimpin, administrator, harus mampu melayani siswa yang dilandasi kesadaran (awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan (discipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa secara optimal baik fisik maupun phisikis.  Perkembangan siswa secara optimal akan terlihat bagaiman sang guru mampu menumbuhkan motivasi pada diri siswa dalam pembelajaran.
Peranan motivasi siswa dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh strategi yang digunakan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang berdampak terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. Untuk itu, guru sebelum melaksanakan proses pembelajarn harus mampu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dan motivasi siswa dalam belajar. Dengan mengenal keragaman yang dimiliki siswa, maka guru dengan strategi yang tepat akan mampu mendorong siswa untuk mengikuti dan memahami pembelajaran secara optimal. Apabila pembelajaran telah diikuti secara optimal, otomatis berdampak terhadap proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran pun akan tercapai secara maksimal. Ini semua tentu dikembalikan kepada guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran.