Sabtu, 29 Oktober 2011

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU




            Tugas guru adalah mendidik.  Mendidik itu merupakan suatu hal yang amat kompleks, mengingat banyak hal yang harus diantisipasi untuk membawa peserta didik (siswa) menjadi orang yang lebih dewasa, cerdas bukan hanya cerdas pikiran (kognitif) tetapi juga cerdas hati (emosional-spiritual).  Tugas semacam ini memerlukan keahlian khusus, sehingga tidak semua orang bisa dan mampu menjadi guru meskipun pada kenyataannya masih banyak dilakukan oleh orang diluar kependidikan.  Kondisi ini menyebabkan profesi guru adalah profesi yang mudah dicemarkan dan disalahgunakan orang.  Meski demikian pekerjaan guru digolongkan sebagai pekerjaan profesional.
            Guru sebagai profesi perlu diiringi dengan pemberlakuan aturan profesi keguruan, sehingga akan ada keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi seseorang yang berprofesi guru, antara lain: Indonesia memerlukan guru yang bukan hanya disebut guru, melainkan guru yang profesional terhadap profesinya sebagai guru. Aturan profesi keguruan berasal dari dua kata dasar profesi dan bidang spesifik guru/keguruan.
            Secara logik, setiap usaha pengembangan profesi (professionalization) harus bertolak dari konstruk profesi, untuk kemudian bergerak ke arah substansi spesifik bidangnya. Diletakkan dalam konteks pengembangan profesionalisme keguruan, maka setiap pembahasan konstruk profesi harus diikuti dengan penemukenalan muatan spesifik bidang keguruan.
            Tugas guru dikatakan sebagai tugas profesional ini meliputi mendidik, mengajar dan melatih.  Mendidik meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan.  Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilam pada siswa.  Guru juga dapat dikatakan memiliki tugas kemanusiaan karena di sekolah guru menjadi orang tua peserta didik (siswa).  Dengan demikian guru adalah orangtua kedua bagi anak di sekolah.
            Sebagai orang tua di sekolah, guru harus memberikan pendidikan yang berarti pada anak didiknya.  Oleh karena itu guru harus mendidik, mengajar dan melatih anak-anak di sekolah.  Sehingga tidak benar kalau guru di sekolah hanya bertugas mengajar saja tanpa melakukan pendidikan dan pelatihan.  Tidak benar pula kalau guru di sekolah hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa memperhatikan perkembangan nilai-nilai hidup dan kehidupan anak
Syarat-Syarat Profesi
1.      Spesialisasi ilmu sehingga mengandung arti keahlian
2.      Kode etik yang direalisasikan dalam menjalankan profesi, karena pada hakikatnya guru telah mengabdi kepada masyarakat demi kesejahteraan masyarakat itu sendiri
3.      Kelompok yang bergabung dengan profesi atau jabatan itu dari penyalahgunaan oleh orang-orang yang tidak kompeten dengan pendidikan serta sertifikasi mereka memenuhi syarat-syarat yang diminta
4.      Masyarakat luas yang memanfaatkan profesi tersebut
5.      Pemerintah yang melindungi profesi dengan undang-undangnya

            Dalam bidang pendidikan, mengutip pedapat Westby dan Gibson yang mengatakan bahwa pekerjaan pendidikan dikatakan proesional apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.      Diakui oleh masyarakat dan layanan yang diberikan hanya dikerjakan oleh pekerja yang dikategorikan sebagai profesi
2.      Memiliki sekumpulan bdang ilmu pengetahuan sebagai landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik.  Sebagai contoh profesi dibidang keguruan harus pula mempelajari dan menguasai psikologi, metodik dan sebagainya
3.      Diperlukan persiapan yang sengaja dan sistematis, sebelum orang yang bersngkutan dapat melaksanakan pekerjaan profesional
4.      Memiliki mekanisme untuk menyaring sehingga orang yang berkompeten saja yang diperbolehkan bekerja
5.      Memiliki organisasi profesional yang meningkatkan layanan kepada masyarakat

            Kode etik profesi guru yang dirumuskan oleh PGRI diantaranya sebagai berikut:
1.      Guru berbakti memimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila
2.      Guru memiliki kejujuran profesional dalam menetapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing
3.      Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk penyalahgunaan
4.      Guru menciptakan suasana di sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik
5.      Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
6.      Guru secara sendiri-sendiri atau bersam-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya
7.      Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja, maupun dalam hubungan keseluruhan
8.      Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
9.      Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan
            Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi proses belajar mengajar dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan.
            Secara rinci kegiatan yang termasuk pengembangan profesi adalah sebagai berikut :
1.      Melaksanakan kegiatan karya ilmiah/karya tulis di bidang pendidikan
2.      Menemukan teknologi tepat guan di bidang pendidikan
3.      Membuat alat pelajaran/peraga atau alat bimbingan
4.      Menciptakan karya seni
5.      Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
            Guru merupakan pekerjaan dan sudah menjadi sumber penghasilan bagi begitu banyak orang, serta memerlukan keahlian berstandar mutu atau norma tertentu. Secara teoretik, ini sejalan dengan syarat pertama profesi menurut Ritzer (1972), yakni pengetahuan teoretik (theoretical knowledge). Guru memang bukan sekedar pekerjaan atau mata pencaharian yang membutuhkan ketrampilan teknis, tetapi juga pengetahuan teoretik. Contoh, siapa pun bisa trampil melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK), tetapi hanya seorang dokter yang bisa mengakui dan diakui memiliki pemahaman teoretik tentang kesehatan dan penyakit manusia.
            Dengan demikian dalam pekerjaan keguruan, siapa saja bisa trampil mengajar orang lain, tetapi hanya mereka yang berbekal pendidikan profesional keguruan yang bisa menegaskan dirinya memiliki pemahaman teoretik bidang keahlian kependidikan. Kualifikasi pendidikan ini hanya bisa diperoleh melalui pendidikan formal bidang dan jenjang tertentu.
            Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik menunjuk pada kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian menunjuk pada kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional menunjuk pada kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial menunjuk kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
            Kendati syarat kualifikasi pendidikan terpenuhi, tak berarti dengan sendirinya seseorang bisa bekerja profesional, sebab juga harus ada cukup bukti bahwa dia memiliki keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu. Karena itu, belakangan ditetapkan bahwa sertifikasi pendidik merupakan pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Pengembangan Profesional Guru
            Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
            Apabila guru di Indonesia telah memenuhi standar profesional guru maka kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia semakin baik. Untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal: (1) Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, (3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, (4) Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
            Arifin (2000) mengemukakan guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan mempunyai; (1) dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21; (2) penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia; (3) pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan.
                Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.Mereka harus (1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme, (2) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, (3) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. Di samping itu, mereka juga harus (4) mematuhi kode etik profesi, (5) memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, (6) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, (7) memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, (8) memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya, dan (9) memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum (sumber UU tentang Guru dan Dosen). Di lapangan banyak di antara guru mengajarkan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan yang dimilikinya. (2) Tidak memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas. Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, seorang guru selain terampil mengajar, juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. Hal itu terindikasi dengan minimnya kesempatan beasiswa yang diberikan kepada guru dan tidak adanya program pencerdasan guru, misalnya dengan adanya tunjangan buku referensi, pelatihan berkala, dsb. Profesionalisme dalam pendidikan perlu dimaknai he does his job well. Artinya, guru haruslah orang yang memiliki insting pendidik, paling tidak mengerti dan memahami peserta didik. Guru harus menguasai secara mendalam minimal satu bidang keilmuan. Guru harus memiliki sikap integritas profesional. Dengan integritas barulah, sang guru menjadi teladan atau role model. Menyadari banyaknya guru yang belum memenuhi kriteria profesional, guru dan penanggung jawab pendidikan harus mengambil langkah. Salah satu tujuan pendidikan klasik (Yunani-Romawi) adalah menjadikan manusia makin menjadi "penganggur terhormat", dalam arti semakin memiliki banyak waktu luang untuk mempertajam intelektualitas (mind) dan kepribadian (personal). (4) Peningkatan kesejahteraan. Agar seorang guru bermartabat dan mampu "membangun" manusia muda dengan penuh percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup.



Daftar Pustaka
hhtp://erma.student.umm.ac.id/2010/08/18/pendidikan-pengembangan-profesi-guru/
hhtp://id.shvoong.com/social-science/1785829-upaya-meningkatkan-profesional-guru/
hhtp://mudjiarahardjo.com/artikel/136-pengembangan-profesionalisme-guru-2.html
Kay A. Norlander et al (2009).  Guru Profesional. Indeks. Jakarta.
Wakhid Akhdinirwanto & Ida Ayu sayogyani (2009). Cara mudah mengembangkan Profesi         Guru.  Agupena Sabda Media. Yogyakarta.



Rabu, 26 Oktober 2011

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

CANGKOK

PENDAHULUAN

Adakalanya dipilih mencangkok apabila pohon yang akan dicangkok tidak dapat diperbanyak dengan pembiakan vegetatif lainnya yang lebilh mudah, misalnya dengan stek.  Jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan misalnya mangga, beberapa jenis jeruk (Jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis, dan jeruk siam), berbagai jenis jambu ( jambu biji, jambu air dan jambu monyet), delima, belimbing manis, lengkeng dan sebagainya.  Selain tanaman buah-buahan, beberapa tanaman hias juga bisa dicangkok misalnya bunga sakura, kemuning, soka, nusa indah, bougenvil, cemara dan lain sebagainya.
Tanaman yang tersebut diatas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok.  Adapula tanaman berkayu yang sulit untuk dicangkok namun karena telah ditemukan caranya akhirnya mampu juga mengeluarkan akarnya setelah dicangkok, misalnya cemara dan tanaman buah lainnya.  Tanaman tidak berkayu pun berhasil diangkok.  Tentu saja dengan cara yang berbeda, misalnya papaya dan dieffenbachia, salak juga berhasil dicangkok dengan cara menampung tunas anakannya yang tumbuh.
Cara pembiakan tanaman dengan cara mencangkok dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya.  Sifat ini meliputi ketahanan terhadap hama dan penyakit , rasa buah (khusus untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias) dan sebagainya.  Karena seperti kita ketahui bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hamper seratus persen menyerupai sifat induknya.  Seandainya terdapat penyimpangan sifat biasanya disebabkan oleh mutasi gen.  Walau banyak keunggulan namun tehnik mencngkok tidak terlepas dari kelemahan.
Sebenarnya mencangkok dapat dilakukan baik pada musim kemarau maupun musim hujan.  Bila mencangkok pada musim kemarau, memang harus rajin menyiraminya agar kelembaban media tetap terjag.  Tetapi lebih cepat jadinya karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif.  Sedangkan bila mencangkok pada musim hujan, tentu tidak repot menyiraminya.  Lagi pula bila dilakukan pada awal musim hujan, maka dalam musim itu juga cangkokan telah jadi bibit dan dapat ditanam.

Keunggulan dan kelemahan perbanyakan dengan cara mencangkok
Keunggulan
  1. Sifat tanaman baru sama seperti induknya
  2. Menghasilkan buah dalam waktu yang relative singkat ± 4 tahun
  3. Waktu yang diperlukan untuk perbanyakan relative singkat antara 1 – 3 bulan.



Kelemahan
  1. Perakaran cangkokan kurang kuat dan dangkal
  2. Bentuk pohon induk jadi rusak
  3. Tidak dapat menyediakan bibit yang relative banyak dalam waktu yang cepat
  4. Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan
  5. Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah induk menjadi terganggu.









































PERSIAPAN DAN PERAWATAN ALAT UNTUK MENCANGKOK

1.    Pisau Okulasi
Spesifikasi :
a.    Tangkai pisau okulasi
Terbuat dari kayu, tanduk atau besi yang halus sehingga nyaman digunakan, fungsi tangkai adalah untuk pegangan pada waktu menggunakan.

 






Pisau Okulasi
b.    Pisau okulasi
Pisau terbuat dari bahan besi stenless. Fungsinya untuk memotong bahan yang akan dipergunakan.


 



Tangkai Pisau

Fungsi alat
      Fungsi alat perlu Anda ketahui terlebih dahulu sebelum Anda melakukan kegiatan penyiapan dan perawatan alat. Hanya dengan mengetahui fungsi alat, maka Anda akan dapat menyiapkan alat secara benar.

Pisau
Pisau okulasi/pisau cutter berfungsi untuk memotong dan mengerat bahan yang akan diperbanyak.                                                  








c.    Fungsi alat
Fungsi alat perlu Anda ketahui terlebih dahulu sebelum Anda melakukan kegiatan penyiapan dan perawatan alat. Hanya dengan mengetahui fungsi alat, maka Anda akan dapat menyiapkan alat secara benar. Pisau okulasi/pisau cutter berfungsi untuk memotong dan mengerat bahan yang akan diperbanyak.

2.    Gunting Stek
Spesifikasi :
a.    Tangkai Gunting Stek
Terbuat dari plastik yang kuat, dengan spesifikasi keras, tahan benturan, dan halus sehingga nyaman untuk digunakan.




Gunting Stek

b.  Pisau Gunting
    Pisau gunting terbuat dari bahan besi baja atau besi stenless. Fungsinya untuk memotong bahan pembiakan yang kecil dan agak lunak.
    



    
Tangaki Gunting Stek
 
c.  Fungsi Gunting Stek
Fungsi untuk memotong dahan atau batang yang akan diperbanyak secara vegetatif.



    
Pisau  Gunting Stek





3.    Gergaji
Spesifikasi :
a.      Tangkai Gergaji
      Terbuat dari kayu atau plastik yang halus sehingga nyaman digunakan dalam bekerja.


    

Gergaji Stek

b.    Mata Gergaji
Mata gergaji terbuat dari bahan baja/stenless ukuran dan bentuknya bervariasi sesuai dengan kegunaannya.


    
Mata  Gergaji


c.     Fungsi Alat
Fungsi gergaji adalah untuk memotong dahan atau batang yang digunakan dalam pembiakan tanaman secara vegetatif.







Tangkai Gergaji


2)     Menyiapkan dan Merawat Pisau Okulasi
a)   Menyiapkan
Pisau kokulasi ini fungsinya untuk memotong dahan atau ranting, pucuk, daun, dan umbi dalam pembiakan tanaman secara vegetatif. Pastikan bahwa pisau okulasi dalam kondisi siap pakai/siap digunakan (mata pisau tajam dan tangkainya dalam keadaan kokoh/kuat).
b)    Merawat
·            Perawatan selama pemakaian
Untuk menjaga agar pisau okulasi tetap dalam kondisi baik dan siap pakai maka selama proses pemakaian harus dihindari dari :
Ø  Mata pisau okulasi membentur benda keras (batu, besi) yang dapat mengakibatkan mata pisau okulasi retak atau patah.
Ø  Pada saat memotong pilihlah yang bisa dipotong dengan menggunakan pisau okulasi, jangan memaksakan pisau okulasi untuk memotong.
·             Perawatan setelah pemakaian
Pisau okulasi (tangkai dan mata pisau) setelah digunakan untuk memotong, biasanya kotor yang disebabkan oleh getah dan kulit tanaman yang menempel pada mata pisau. Bahan tersebut harus dibersihkan, karena apabila pisau okulasi tidak bersih dapat mengakibatkan proses pengkaratan pada mata pisau okulasi. Untuk itu diupayakan mata pisau okulasi dalam keadaan bersih dan kering.
Untuk menjaga ketajaman pisau okulasi dilakukan pengasahan yaitu dengan menggunakan asahan batu halus. Setelah ditajamkan dan dibersihkan selanjutnya disimpan pada tempatnya (bersih dan kering) agar mudah mencarinya.

3)     Menyiapkan dan Merawat Gunting Stek
a)    Menyiapkan
     Gunting stek ini fungsinya untuk memotong dahan atau ranting yang akan diperbanyak, sehingga bahan pembiakan tanaman secara vegetatif sudah menjadi potongan menurut jenis dan karakteristik tanaman.
Pastikan bahwa Gunting Stek siap untuk digunakan, kaitan antara mata pisau gunting tajam, bersih dan tangkainya dalam keadaan kuat.
b)   Merawat
Perawatan selama pemakaian
Untuk menjaga agar Gunting stek tetap dalam kondisi baik dan siap pakai maka selama proses pemakaian harus dicegah dari:
·            Mata gunting stek tidak terbentur oleh benda yangt keras (batu, besi & kaca)
·            Pada waktu memotong ambillah dahan atau ranting yang bisa dipotong dengan menggunakan gunting stek, seandainya gunting stek tidak mampu untuk memotong yang dipaksakan.
Gunting stek, setelah digunakan harus dijaga agar tetap dalam kondisi baik dan siap pakai.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah bahwa :
Perawatan setelah dipakai :
·            Gunting stek (tangkai dan mata gunting) setelah digunakan untuk memotong, biasanya kotor oleh getah maupun kulit yang menempel pada mata gunting stek.
·            Bahan tersebut harus dibersihkan, karena apabila gunting stek tidak bersih dapat mengakibatkan proses pengkaratan pada mata gunting stek yang ditandai dengan munculnya warna kehitaman dan kecoklatan. Dalam jangka pendek mata gunting stek akan cepat rusak (aus) untuk itu mata gunting stek diupayakan dalam kondisi bersih dan kering, agar  gunting stek enak digunakan dan tajam serta tahan lama.
·            Untuk menjaga ketajaman gunting stek, maka dilakukan pengasahan pada mata gunting stek dengan menggunakan asahan dari batu yang halus.
·            Setelah dibersihkan gunting stek sebaiknya di lap dengan kain yang kering, selanjutnya disimpan pada tempat penyimpanan agar tetap baik dan mudah mencarinya.


4)     Menyiapkan dan Merawat Gergaji
a)   Menyiapkan
·            Pilihlah gergaji yang sesuai untuk memotong batang, dahan atau ranting yang dengan mudah dalam penggunaannya.
·            Pastikan gergaji dalam kondisi siap pakai
b)        Merawat
Perawatan selama pemakaian
Untuk menjaga agar gergaji tetap dalam kondisi baik dan siap pakai maka selama proses pemakaian harus dicagah dari:
·            Gigi gergaji tidak terbentur oleh benda yang keras (besi) agar supaya gigi gergaji tidak potong
·            Pada waktu menggunakan posisi gergaji dalam keadaan yang benar (tidak melengkung)
Perawatan setelah pemakaian
·            Gergaji (tangkai gergaji dan gigi gergaji) setelah digunakan biasa kotor dan getah maupun serbuk kayu yang menempel pada gergaji
·            Kotoran tersebut harus dibersihkan karena apabila gergaji dalam keadaan kotor maka akan mengakibatkan proses pengkaratan.
·            Untuk menjaga ketajaman gergaji, maka dilakukan pengasahan (pengikiran) pada gigi gergaji dengan menggunakan kikir. Satu demi satu pada gigi gergaji dikikir hingga tajam
·            Setelah itu gergaji dibersihkan dengan kain yang bersih dan kering agar supaya tetap terjaga kebersihannya dan ketajamannya selanjutnya disimpan pada tempatnya agar mudah mencarinya.

PEMILIHAN POHON INDUK
Setelah peralatan dipersiapkan dengan benar, maka selanjutnya adalah memilih pohon induk dan menentukan cabang atau dahan yang akan dicangkok. Pohon intuk hendaknya sudah cukup umurnya, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Pohon yang terlalu tua biasanya mempunyai jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok hanya sedikit. Sedangkan pohon induk yang terlalu muda tentu belum diketahui sifat-sifatnya dengan jelas. Bila kita bertanya berapa umur pohon induk yang ideal, tentu sulit untuk menjawabnya yang jelas, pohon induk harus telah berbungan bagi tanaman hias buang dan, telah berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman buat-buahan. Dengan demikian kita sudah tahu keindahan bentuk dan warna bunga, atau kelezatan rasa buah dari tanaman yang akan dicangkok.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pohon nampak kuat dan subur, serta tidak terserang hama penyakit yang akan dapat menggagalkan hasil cangkokan. Syarat terakhir adalah pohon harus bercabang banyak atau rimbun sehingga setelah dicangkok, pohon tidak akan kehabisan cabang. Dengan telah diketahui dan dipilih pohon induk yang bermutu baik diharapkan bibit hasil cangkokan nantinya akan mempunyai sifat persis atau sama dengan pohon induknya.

PEMILIHAN CABANG
Tahapan selanjutnya adalah mengamat-amati cabang yang kiranya tepat digunakan sebgagai bibit cangkokan. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu besar. Ukurannya kira-kira sebesar kelingking atau pensil. Walaupun demikian, berdasarkan pertimbangan tertentu, cabang sebesar lidi atau pun sebesar lengan manusia, bahkan batang pokok, tetap bisa dicangkok. Asalkan batang atau cabang tersebut berkulit mulus dan berwarna cokelat muda.
Pemilihan cabang yang berukuran kecil bertujuan agar dari tiap pohon induk diperoleh belasan sampai puluhan cangkokan tetapi bentuk pohon tidak akan rusak. Selain itu bibit cangkokan ini bila sudah dipindah ke lapangan/lahan pertanaman, akan kecil penguapan airnya. Ini jelas lebih baik mengingat akar cankokan belum banyak, dengan demikian jumlah air dan zat hara yang terserap belum banyak.
Bentuk cabang yang baik adalah lurus atau tegak dan mulus. Cabang yang berwarna kehitaman dan berkerak, pertumbuhan akarnya sedikit dan pendek-pendek. Batang yang tidak mulus ini biasanya disebabkan serangan hama, misalnya karena serangan penggerek batang. TAnda lain bekas gesekan adalah adanya bekas bubuk yang melekat pada cabang. Tidak dipilihnya cabang seperti ini karena akan menghambat aliran air dan hara dari bawah ke pucuk cabang atau bagian atas luka sayatan, akibatnya akan menghasilkan cangkokan yang pucat.
Pada cabang yang berwarna cokelat muda akan lebih cepat terbentuk kalus dan akar. Kalus adalah penutup luka. Cabang masih berwarna hijau dan muda hanya mempunyai sedikit persediaan makanan, sehingga pertumbuhan akar cangkokan akan lambat dan jumlahnya sedikit. Bibit cangkokan yang demikian akan mengalami kesulitan hidup di lapangan. Begitu juga bila dipilih cabang yang sudah terlalu tua.
Panjang cabang yang dipilih hendaknya berukuran 20 – 30 cm saja, kalau terlampau panjang, nanti akan mengalami kesulitan pada waktu penanaman dilahan. Selain itu pohonnya akan jangkung tidak karuan. Apalagi dewasa ini orang lebih suka dengan tanaman yang kecil namun telah menghasilkan/walaupun hasilnya sedikit. Bibit cangkokan yang kecil juga mempunyai keuntungan karena mudah dibentuk, sehingga tanaman buah pun bisa berfungsi sebagai tanaman hias.
Jumlah daun yang akan disertakan pada batang cangkokan harus banyak. Banyaknya helaian daun ini akan memperbanyak makanan yang diolah, sehingga sangat menunjang pembentukan dan pertumbuhan akar bibit hasil cangkokan. Cabang yang gundul sukar menumbuhkan akar. Mengingat fungsi daun adalah sebagai pabrik lahan makanan bagi tumbuhan maka jangan sampai daun yang ada pada cabang cangkokan di kurangi dan terserang ulat atau hama lain.
Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas   45  atau ke samping dan rajin berbuah. Cara-cara memilih cabang tersebut di atas belaku untuk semua jenis tanaman, kecuali cemara. Pemilihan cabang cemara untuk dicangkok harus berdasarkan mahkota atau tajuk pohonnya. Maksudnya adalah bagaimana bentuk tajuk tanaman induk setelah dipotong cangnya nanti. Bila memang atanaman cemara itu merupakan pohon induk ditempat pembibitan/ tentu tidak menjadi masalah. Tetapi bagi para pecinta tanaman tentu tidak menginginkan bentuk tajuk tanaman cemaranya akan berkurang keindahannya.






















PEMBUATAN SAYATAN

Di dalam melakukan penyayatan cabang cangkokan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni :
1)    Cabang kecil
Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan ke dalam cabang kecil. Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat di bawah kuncup daun, karena disitulah terkumpul zat pembentuk akar yang disebut rizokalium. Dalam satu cabang bisa dibuat satu atau lebih sayatan (cangkok berantai).

Cangkok Berantai

2)   Cabang besar
      Batasan cabang besar disini adalah cabang yang diameternya melebih 2 cm. Dengan besarnya cabang ini maka diperlukan perimbanga jumlah akar yang sesuai untuk memasok air dan zat hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan ditanam. Perakaran yang tumbuh dari bentuk penyayatan seperti pada cabang kecil sering kurang memadai. Oleh karena itulah bentuk sayatan dibuat sedemikian rupa agar bidang yang nantinya ditumbuhi akar menjadi luas


Keratan Bergerigi

Setelah kulit kayu tersayat akan tampak kambium. Kambium yang umumnya terdapat hanya pada tanaman dikotil ini kmerupkan suatu tabunga yang berada antara xilem dan floem. Hasil kerja kambium erupa pertambahan lingkaran batang berkayu. Untuk menghindari kejadian ini pada luka sayatan juga agar proses pertumbuhan akar tidak terganggu, kambium harus dihilangkan.

PEMBERSIHAN KAMBIUM
Untuk membuang kambium ada beberapa cara yakni diangin-anginkan selama kurang lebih dua sampai dengan empat hari. Untuk tanaman bergetah seperti sawo misalnya, waktu yang diperlukan adalah 2 – 3 minggu. Cara lain untuk membuang kambium adalah dengan menggunakan lap kain atau kertas yang bersih. Kain atau kertas ini digosokkan keluka sayatan sehingga kayu kelihatan kering dan terasa tidak licin ada kalanya kertas untuk membersihkan kambium ini dicelupkan dulu ke dalam air garam, dengan demikian kambium yang menyerupai lendir ini akan cepat bersih. Setelah itu dibersihkan dengan air bersih agar keadaan disekitar luka tetap netral. Cara lainnya dalah dikerik dengan pisau secara perlahan-lahan agar tidak melukai kayunya. Bila kayu terluka tentu saja xilem akan terluka juga, padahal peranan xilem ini sanga besar yaitu mengangkut hara dan air dari akar ke seluruh bagian tanaman. Dengan terputusnya saluran pengankutan ini maka batang, cabang/ranting dan daun yga berada di atas luka akan mengering dan hasil cangkokan akan gagal.
Akar-akar pada cangkokan bisa tumbuh karena dengan terbuangnya jaringan floem yang terdapat pada kulit cabang, maka zat-zat makanan yang berupa kabohidrat, zat pembentuk akar (rizokalin) dan auxin sebagai zat perangsan pertumbuhan yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan, tidak akan mengalir ke bagian bawah sayatan, zat-zat ini akan mengumpul di bagian atas sayatan, yang dapat dilihat dengan adanya pembengkakan pada kulit cabangnya. Dan dengan adanya media yang lembab maka zat-zat tersebut akan merangsang timbulnya akar pada bagian atas sayatan.

ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung/merangsang, menghambat, dan mengubah proses fisiologi tanaman. 
1.  Pengelompokan ZPT
Dari berbagai jenis ZPT yang ada maka dapat dikelompokkan menjadi 5 golongan yaitu :
a.    Auxin
b.    Sitokinin
c.    Giberelin
d.    Ethylen
e.    Asam absisik
2.    Pengaruh ZPT terhadap proses fisiologis tanaman
a.    Auxin
-        Untuk pembesaran sel
-        Untuk menghambat tunas samping
-        Mengaktifkan perkembangan kambium
-        Berperan dalam pertumbuhan akar
-        Memacu sintesa protein
b.    Sitokinin
-        Memacu pembelahan sel
-        Menghambat proses penuaan daun
-        Memacu perkembangan tunas samping
-        Menghambat pembentukan akar
-        Memacu pembungaan dan pembuahan
-        Memacu pematahan dormansi
c.    Giberelin
-        Memperbanyak buku batang
-        Memperluas permukaan daun dan memperbesar bunga
-        Mendorong pembentukan buah partenokarpi
-        Menghambat pembentukan umbi
-        Memacu perkembangan biji dan tunas yang dorman
-        Memacu pembelahan dan pembesaran sel.
d.    Ethylen
-        Menyebabkan gugurnya daun, bunga, dan buah
-        Menghambat pertumbuhan batang dan akar
-        Memacu pemasakan buah
-        Memudarkan warna bunga
-        Menghambat pembentukan tunas samping
-        Memacu pembungaan
-        Memacu pembentukan cabang-cabang akar.
e.    Asam absisik
-        Menyebabkan keluruhan daun
-        Menyebabkan dormansi pada tunas
-        Memacu penutupan stomata daun (dalam kondisi stress air).

3.    Berbagai nama produk ZPT yang banyak dijual di toko pertanian
a.    Atonik
Atonik berkhasiat merangsang pertumbuhan akar.
b.    Dekamon
Dekamon berkhasiat merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru serta mencegah kerontokan bunga/buah.
c.    Ergostim
Ergostim berkhasiat meningkatkan mutu dan membuat buah matang seragam.
d.    Ethrel
Ethrel berkhasiat meningkatkan mutu hasil pertanian.
e.    Kalsium karbid
Kalsium karbid berkhasiat mempercepat pembungaan pada nenas.
f.     Hidrasil
Hidrasil berkhasiat merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

g.    Florita
Florita berkhasiat meningkatkan produksi tanaman hortikultura dan meningkatkan kualitas bunga
h.    Mixtaxol
Mixtaxol berkhasiat meningkatkan pembentukan bunga.
i.     Sitozim
Sitozim berkhasiat menyeragamkan pembungaan dan pembuahan.
j.     Rootone F
Rootone F berkhasiat merangsang perakaran pada bibit.

Aplikasi zat pengatur tumbuh pada tanaman
ZPT berfungsi sebagai pengatur pertumbuhan tanaman, peranannya dapat mempengaruhi aktifitas jaringan berbagai organ maupun sistem organ tanaman. ZPT tidak memberi tambahan unsur hara, karena ZPT bukan pupuk. Tugasnya dalam jaringan tanaman adalah mengatur proses fisiologis seperti pembelahan dan pemanjangan sel,  mengatur pertumbuhan sel, juga mengatur pertumbuhan akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Bagaimana aplikasi ZPT tersebut pada tanaman? Secara umum penggunaan hormon ini pada tanaman dengan cara disemprotkan, tetapi ada juga yang dioleskan atau dicelupkan pada akar. Waktu pemberiannya dapat dilakukan pada pagi dan sore hari. Berikut ini adalah aplikasi berbagai ZPT pada tanaman.
1.    Atonik
Atonik merupakan hormon berbentuk cairan yang berkhasiat merangsang pertumbuhan akar, mengaktifkan penyerapan unsur hara, meningkatkan keluarnya kuncup. Adapun dosis penggunaan atonik adalah :
-        Pada benih : benih direndam selama 1 jam dengan konsentrasi 1 cc/2 liter air
-        Pada pesemaian : bibit disemprot dengan konsentrasi 1 cc/4 liter air dengan frekwensi 5 hari sekali.
-        Pada tanaman dewasa : daun dan buah yang masih kecil disemprot dengan dosis 1 cc/2 liter air dengan frekwensi 7 hari sekali.

2.    Dekamon
Dekamon merupakan ZPT berbentuk cairan berwarna cokelat dengan bau harum yang khas. ZPT ini berkhasiat untuk :
-        Merangsang pertumbuhan tunas baru
-        Mencegah kerontokan bunga dan buah
-        Meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil
Aturan penggunaannya adalah dengan cara menyemprot tanaman 5 hari sekali dengan konsentrasi 2 – 2,5 cc/10 liter air.

3.    Ethrel
Ethrel cenderung berkhasiat untuk meningkatkan kualitas tanaman. Ada beberapa jenis ethrel yang beredar di pasar yaitu ethrel 10 LS, ethrel 21/2 LS, dan ethrel 40 PGR. Ethrel 10 LS khusus untuk tanaman karet sedangkan ethrel 40 PGR khusus untuk tanaman penghasil buah agar buah dapat matang serentak dengan warna seragam.

Adapun cara penggunaannya adalah :
-        Ethrel 10 LS dan dan 2,5 LS dioleskan tipis pada bidang sedapan tanaman karet yang dikeruk dahulu selebar 2 cm. Pengolesan cukup dilakukan sebulan sekali.
-        Ethrel 40 PGR konsentrasi 0,05 % - 0,075 % disemprotkan pada buah kopi yang telah masak 10 %. Dua minggu kemudian buah kopi akan matang serentak dengan warna yang sama. Sedangkan untuk buah pisang cukup dicelupkan beberapa detik saja pada konsentrasi 0,1 – 0,15 %.

4.    Florita
Untuk tanaman hias florita berkhasiat dalam membuat bunga mekar lebih sempurna dengan warna cerah, tidak cepat layu, dan mencegah pembusukan pada tanaman hias cukup disemprotkan pada tanaman secara menyeluruh dan khusus untuk suplir 1 cc/2 liter air.
Penyemprotan pada 3 minggu pertama adalah 2 kali sehari, kemudian 1 kali seminggu.

5.    Rootone F
Rootone F berbentuk bubuk berwarna putih, berkhasiat untuk merangsang pertumbuhan akar pada bibit (setek, cangkok). Penggunaannya adalah dengan menambahkan sedikit air pada ZPT ini dan diaduk hingga membentuk pasta. Untuk bibit setek cukup dicelupkan sebentar bagian ujung rantingnya sebelum ditanam di lapangan. Untuk bibit cangkokan cukup mengoleskan pasta pada batang yang telah disayat.


MEDIA CANGKOK

Persyaratan media
Media tanaman untuk pembiakan tanaman secara vegetatif khususnya mencangkok banyak sekali macamnya, tinggal memilih mana yang Anda sukai dan tidak susah mencarinya.
Macam-macam media untuk mencangkok yaitu :
-        Mos
-        Bubuk sabut kelapa
-        Pupuk kandang
-        Kompos
-        Lumut

§   Media mos banyak digunakan untuk media cangkokan karena bobotnya ringan dan mudah tertembus oleh akar cangkokan. Mos adalah akar kadaka atau akar epifit dari pakis sarang (asplenium nidus)
§   Bubuk sabut kelapa, sebelum media ini digunakan sebagai media, sebaiknya bubuk ini dilapukkan dulu agar zat hara yang ada pada bubuk ini teruarai sehingga mudah dan cepat tersedia bila diperlukan oleh tanaman. Media ini kurang cocok untuk media cangkokan, karena tidak bisa menyimpat air, sehingga cepat kekeringan dan ada kemungkinan cangkokan gagal apabila tidak rajin menyiram.
§   Pupuk kandang sesuai dengan namanya media ini berasal dari kotoran hewan, yaitu tinja dan air seni, dan kadang tercampur dengan bahan lain (makanan ternak) pupuk kandang basa digunakan asalkan sudah matang, cirinya pupuk kandang tidak berbau amoniak dan bau lain yang tajam, tidak lembek,becek jadi mudah diuraikan dengan langai, dan sudah tidak berserat. Pemakaian untuk media cangkok sering di campur dengan tanah yang remah (1 : 1).
§   Kompos merupakan bahan organik yang dapat berfungsi sebagai pupuk dan dapat memperbaiki sifat fisik tanah karena tanah menjadi remah dan mikroba-mikroba tanah yang bermanfaat dapat hidup lebih subur. Dalam penggunaannya kompos sebagai media cangkok umumnya di campur dengan tanah yang remah (1 : 1)
§   Lumut, sebagai bahan untuk media cangkokan, lumut merupakan bahan media yang dapat menyimpan air dengan lama, sehingga sering media untuk cangkokan dicampur dengan lumut. Lumut serng tumbuh dikayu atau dibatu, seberlumnya dipergunakan dulu

Dengan demikian syarat media cangkokan adalah :
§  Bobotnya ringan
§  Dapat menyimpan air dengan lama (kelembaban)
§  Mudah ditembus akar cangkokan
§  Banyak mengandung unsur hara
§  Mudah di dapat.

Pengaruh media terhadap keberhasilan cangkokan
Proses perbanyakan tanaman dengan cara mencangkok, media juga menentukan terhadap keberhasilan cangkokan untuk itu dalam meilih media haruslah berhati-hati. Dalam mencampur media untuk cangkokan harus merata (hmogen) karena apabila tidak merata akan mengganggu pertumbuhan akar. Pencampuran media untuk cangkokan biasanya menggunakan berbandingan 1 : 1 misalnya kompos dengan tanah yang remah sehingga media yang dipergunakan untuk mencangkok benar-benar sesuai dengan persyaratan yang di butuhkan untuk tumbuhnya akar baru.
Penggunaan media yang salah ataupun dalam pencampuran tidak merata, maka akan mengakibatkan kegagalan di dalam pembiakan dengan cara mencangkokan.
MEMBUNGKUS MEDIA

Cara membungkus sayatan sangat bergantung pada jenis media yang digunakan. Untuk media mos, biasanya mos yang telah dipupuk dan dalam keadaan basah ini dibungkuskan pada sayatan, lalu diikat dengan tali bagian tengahnya. Setelah itu mos dibalut dengan pembalut plastik atau yang lain. Plastik diikata di bagian bawah terlebih dahulu, kemudian pembalut diraikan dan diikat bagian tengah dan atasnya. Ikatan tali di bagian atas sebaiknya janga terlalu kencang, atau diikat dengan cara tali simpul. Jadi bila sewaktu-waktu ini membuka guna menyiramnya, kita tidak akan mengalami kesulitan.
Lain lagi bila menggunakan pembalut pot dari tanah, plastik, kaleng dan tabung bambu. Biasanya pembalut ini didasarnya berlubang sebesar cabang yang dicangkok dan telah dibelah pada ke dua sisinya. Cara membungkusnya adalah memasang pot tersebut pada cabang yang telah disayat, lalu belahan sampingnya dirapatkan dengan menggunakan kawat atau tali. Setelah pot ini kelihatan kokoh pada cabang yang di cangkok maka baru medianya dimasukkan sampai paling tidak menutupi luka bekas sayatan. Ukuran pot yang digunakan jangan terlalu besar, cukup yang kecil saja dengan bobot yang ringan. Pot yang terlalu besar justru bisa mematahkan cabang bila terjadi angin kencang.
Besar atau diameter pembungkusan in disesuaikan dengan diameter cabang dan panjang cabang yang dicangkok. Biasanya perbandingan antara panjang cabang dan diameter pembungkusnya adalah 5 ; 1. jadi, bila panjang cangkokan 30 cm, maka diameter pembungkusnya adalah 5 cm.
Pengikatan Pembalut Media

Setelah media yang disiapkan sudah sesuai dengan persyaratan maka tinggal mencari pembungkusnya dan tali untuk mengikat pembungkus media. Oleh karena itu dalam memilih pembungkus harus mentaati prosedur atau persyaratan sebagai  pembungkus cangkokan.
Macam-macam pembungkus/pembalut cangkokan.
§   Sabut kelapa
§   Tabung bambu
§   Kaleng bekas
§   Plastik bening
§   Pot tanah atau plastik

macam pembalut media cangkokan





Mencangkok dengan Sabut Kelapa                 Mencangkok dengan Tabung Bambu









Plastik Bening                                                                  Pot Tanah/Plastik
Pembalut media cangkokan yang sering digunakan antara lain plastik bening dan sabut kelapa dengan menggunakan tali dari plastik (tali rafia).







Kaleng Bekas


MEMOTONG CANGKOKAN
Ciri-ciri cangkokan yang siap dipotong
Pemotongan pada cangkokan dapat dimulai apabila cangkokan sudah kelau akar/ tumbuh akar. Untuk mengetahui apakah cangkokan sudah siap untuk dipotong maka Anda harus memperhatikan kondisi cangkokan itu (akar sudah banyak yang tumbuh, umur cangkokan, dan sebagainya)
Cepat lambatnya akat dipengaruhi oleh beberapa hal
§   Jenis tanaman
§   Media cangkokan
§   Cara mencangkok
§   Waktu mencangkok

Pemotongan cangkokan dengan menggunakan alat
§   gunting stek
§   gergaji

Di dalam pemotongan menurut prosedur dan disesuaikan dengan jenis tanaman. Ketepatan di dalam pemotongan cangkokan juga mempengaruhi kegerhasilan tumbuhnya tanaman. Karena pemotongan yang terlalu panjang dari tumbuhnya akar, maka sisa kayu/cabang tersebut bisa dimakan rayak. Untuk itu pemotongan harus tepat di bawah pembungkus cangkokan.



MENANAM CANGKOKAN

Cangkokan yang telah dipotong, sebaiknya jangan langsung ditanam di lahan pertanaman. Suhu di lahan sangat tinggi sehingga akan mengakibatkan penguapan yang hebat, sedangkan penyerapan air oleh akar belum seberapa untuk itulahdaun yang ada perlu dikurangi sebagian. Tidak adanya keseimbangna antara penguapan dan penyerapan air bias mengakibatkan kekeringan dan kematian, maka tanaman hasil cangkokantersebu tlebih baik disemaikan terlebih dahulu agar kuat pertumbuhannya. Tempat untuk persemaian bias menggunakan keranjang pot, ataupun polybag (kantong plastic hitam). Polybag relative lebih murah dan selain itu warna hitam sangat diperlukan, mengingat tempat hidup akar adalah di tempat yang gelap.
Media pesemaian sebaiknya terdiri dari campuran “top soil” lapisan tanah bagian atas dengan pupuk kAndang. Perbandinan campuran ini adalah 3:1 , bahan organik tidak perlu berebihan karne adaya serap dan daya ikat airnya sangat kurang. Keadaan sepereti ini dapat mengakibatkan tanaman yang telah disipakna. Bila menggunakan polybag sebaikny dilubangi dulu bagian bawahnya saja, tidak perlu dib again sampingnya karena fungsi lubang ini untuk membuang kelebihan air.
Tanaman cangkokan yang telah ditanam di pesemaian ini, disimpan pada tempat yang teduh sampai perakaran bertambah banyak. Waktu yang diperlukan kurang lebih 3 bulan. Setelah itu peneduh sedikit demi sedikit dikurangi dengan dmekina diharapkan tanaman mampu membentuk jaringan yang lebih kuat dan mampu beradaptasi dengan teriknya matahari pembentukan kerangkan tanaman yang baik perlu juga dilakukan. Caranya dengan menangkas sedikit demi sedikit ranting yang kurang baik atau di juga tidak produktif
Perawatan tanaman ayng berupa pemupukan diberikan sekali dalam 1-2 bulan dengan NPK dosisi 1 sendok teh per kantung/ Polybag. Penyiraman dilakukan sewaktu kelembaban tanah mulai berkuang. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit, tetap diberikan usaha pengendalian baik dengan pestisida maupun secara terpadu.  Setelah 6 bulan. Tanaman sudah cukup besar dan berbentuk bagus serta telah siap menghadapi guncangan cuaca. Pada saat ini tanaman sudah bias dipindah untuk ditanam pada lahan  penanaman-penanaman sebaiknya atau diusahakan pada awal musim penghujan sehingga tidka terlalu direpotkan dalam menyiram tanaman.
Pemupukan sebaiknya diberikan dalam bentuk larutan sehingga pada pemberiannya sekaligus dengan melakukan penyiraman. Hal ini untuk menghemat biaya tenaga kerja dan efisiensi waktu terlarutnya pupuk NPK sehinga dapt terserap oleh akar tanaman. Jika diperlukan data pula dilakukan pemberian pupuk daun untuk mempercepat proses penyembahan tanaman dari stress.