Tidak akan berguna media yang canggih, buku dan perangkat pembelajaran yang menarik dari seorang guru jika siswa tidak termotivasi untuk belajar. Motivasi, merupakan kunci sukses siswa pada hampir semua jenjang pendidikannya, dan guru dapat memainkan perannya dalam memfasilitasi dan menumbuhkan motivasi tersebut. Namun untuk memotivasi siswa bukan hal yang mudah dan memerlukan waktu yang berbeda-beda. Karena motivasi merupakan suatu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Apabila kondisi psikologis seseorang baik maka dengan sendirinya motivasi untuk melakukan sesuatu juga baik. Dalam hal ini pembelajaran tentu perlu menjadi perhatian oleh guru karena tidak semua siswa datang ke sekolah dengan kondisi psikologis yang sama karena pengaruh internal dan eksternal siswa itu sendiri.
Dalam kegiatan belajar, motivasi siswa adalah salah satu
tolak ukur menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Siswa yang tidak
mempunyai motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Tidak adanya aktivitas belajar tentu akan berdampak terhadap tujuan
pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran tidak tercapai, mencerminkan
kegagalan yang dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu menciptakan strategi yang
tepat dalam memotivasi belajar peserta didik.
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M.
Sorby Sutikno (2010), motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik,
yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada paksaan dan dorongan
orang lain. Kedua motivasi ekstrinsik
yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar siswa. Biasanya timbul karena ajakan, suruhan atau
paksaan dari ornag lain dalam hal ini guru sehingga dengan keadaa demikian
siswa mau belajar.
Motivasi intrinsik merupakan
motivasi yang paling kuat karena motivasi tersebut timbul dari dalam diri siswa
tanpa paksaan dari luar. Hendaknya guru membangun motivasi siswa yang kuat ini
dalam pembelajaran, misal setelah mereka menyelesaikan tugas tertentu yang
cukup rumit, pada saat proses
pembelajaran berlangsung, guru bertanya kepada siswa bagaiman rasanya
memperoleh nilai yang bagus atau memuaskan tentu hal ini akan membahagiakan
batin siswa karena usahanya berhasil baik.
Penyadaran ini kepada siswa tentu akan membuat mereka mengulang kembali
upaya-upaya positif tersebut dengan jelas.
Atau membantu siswa menemukan alasan pribadi mereka sendiri untuk
melakukan belajar giat dan keras, baik karena mereka menemukan bahan yang
menarik, ingin melanjutkan ke perguruan tinggi atau hanya karena senang belajar
adalah salah satu hadiah yang paling kuat yang dapat guru berikan kepada siswa. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik
memiliki kesadaran sendiri untuk belajar dan memperhatikan penjelasan guru
dalam pembelajaran sehingga keingintahuan siswa tidak terpengaruh oleh gangguan
yang ada disekitarnya.
Selain itu motivasi ekstrinsik juga
sangat diperlukan siswa seperti reward atau
hadiah, persaingan yang sehat antar siswa, pemberian nasihat dan pemberian funishmant atau hukuman. Motivasi ekstrinsik atau motivasi dari luar
merupakan dorongan untuk diri siswa merupakan keharusan yang dilakukan guru
dalam pembelajaran agar tecapai keberhasilan.
Ada beberapa strategi yang dapat
guru kembangkan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran, yaitu:
1. Informasi proses dan hasil penilaian
Siswa perlu mengetahui dan memahami
bagaimana proses penilaian. Setiap hasil
penilaian guru hasilnya diberikan kepada siswa agar siswa mengetahui seberapa
jauh kemampuan mereka. Begitu pula jika
memberikan tugas dan p[ekerjaan rumah.
Dengan demikan siswa mengetahui nilai mereka sudah bagus atau belum
2. Menata materi pembelajaran
Materi pelajaran yang dianggap rumit
perlu ditata dengan sederhana baik bahasa atau cara penyampaiannya kepada
siswa, agar siswa mudah memahami materi pembelajaran yang disajikan
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran perlu
disampaikan kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis agar siswa dapat
mengetahui pentingnya materi tersebut untuk mereka ketahui.
4. Menghubungkan materi dengan
pengalaman siswa
Penyederhanaan materi pelajaran yang
disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari.
Atau lebih fokus pada penataan materi yang dikaitkan dengan pengalaman
siswa sehari-hari.
5. Sesuai dengan kemampuan berpikir
siswa
Siswa mampu untuk menerima dan
memahami materi pelajaran jika sesuai dengan taraf kemampuan berpikirnya. Oleh sebab itu materi pelajaran perlu
disederhanakan berdasarkan kemampuan berpikir rata-rata siswa di kelas.
6. Suasana pembelajaran yang demokratis
Semua siswa menghendaki proses
pembelajaran yang menyenangkan, proses ini dapat di wujudkan jika terjadi
proses pembelajaran yang demokratis.
Proses pembelajaran harus diciptakan sesuai dengan kondisi yang
menyenangkan untuk siswa. Karena proses
pembelajaran yang bebas dari tekanan guru maupun teman sekelas akan
meningkatkan motivasi mereka dalam belajar, dimana siswa bebas bertanya dan
menjawab pertanyaan dalam pembelajaran.
Adanya
strategi di atas, menuntut kesiapan guru sebagai perancang pembelajaran untuk
mampu mengimplementasikannya dalam kegiatan proses belajar mengajar. Guru harus
mampu meninggalkan kebiasaan-kebiasaan pembelajaran yang dimonopoli oleh guru
itu sendiri (teacher centre) . Karena guru dalam melaksanakan
peranya sebagai pendidik, pengajar pemimpin, administrator, harus mampu
melayani siswa yang dilandasi kesadaran (awarreness),
keyakinan (belief), kedisiplinan (discipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga
memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa secara optimal baik
fisik maupun phisikis. Perkembangan siswa
secara optimal akan terlihat bagaiman sang guru mampu menumbuhkan motivasi pada
diri siswa dalam pembelajaran.
Peranan motivasi siswa
dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh strategi yang digunakan guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran yang berdampak terhadap proses pembelajaran
yang dilaksanakan. Untuk itu, guru sebelum melaksanakan proses pembelajarn
harus mampu melakukan pemetaan terhadap kompetensi dan motivasi siswa dalam
belajar. Dengan mengenal keragaman yang dimiliki siswa, maka guru dengan
strategi yang tepat akan mampu mendorong siswa untuk mengikuti dan memahami pembelajaran secara optimal.
Apabila pembelajaran telah diikuti secara optimal, otomatis berdampak terhadap
proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Dengan demikian tujuan
pembelajaran pun akan tercapai secara maksimal. Ini semua tentu dikembalikan
kepada guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar